TUGAS
RANGKUMAN
MANAJEMEN KURIKULUM DAN
PEMBELAJARAN
NAMA : RIZKI RAMADAN
NIM :
1643041026
ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2017
ASAS PERENCANAAN KURIKULUM DAN
PEMBELAJARAN
A. Asas – Asas
Perencanaan Kurikulum
Ada beberapa asas yang dijadikan dasar dalam
perencanaan kurikulum, yaitu :
1. Objektivitas
Perencanaan
kurikulum memiliki tujuan yang jelas dan spesifik berdasarkan tujuan pendidikan
nasional, data input yang nyata sesuai dengan kebutuhan.
2. Keterpaduan
Perencanaan
kurikulum memadukan jenis dan sumber dari semua disiplin ilmu, keterpaduan
sekolah dan masyarakat, keterpaduan internal, serta keterpaduan dalam proses
penyampaian.
3. Manfaat
Perencanaan
kurikulum menyediakan dan menyajikan pengetahuan dan keterampilan sebagai bahan
masukan untuk pengambilan keputusan dan tindakan, serta bermanfaat sebagai
acuan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan.
4. Efisiensi
dan Efektivitas
Perencanaan
kurikulum disusun berdasarkan prinsip efisiensi dana, tenaga, dan waktu dalam
mencapai tujuan dan hasil pendidikan.
5.
Kesesuaian
Perencanaan
kurikulum disesuaikan dengan sasaran peserta didik, kemampuan tenaga
kependidikan, kemajuan IPTEK, dan perubahan/perkembangan masyarakat.
6. Keseimbangan
Perencanaan
kurikulum memperhatikan keseimbangan antara jenis bidang studi, sumber yang
tersedia, serta antara kemampuan dan program yang akan dilaksanakan.
7. Kemudahan
Perencanaan
kurikulum memberikan kemudahan bagi para pemakainya yang membutuhkan pedoman
berupa bahan kajian dan metode untuk melaksanakan proses pembelajaran.
8. Berkesinambungan
Perencanaan
kurikulum ditata secara berkesinambungan sejalan dengan tahapan, jenis, dan
jenjang satuan pendidikan.
9. Pembakuan
Perencanaan
kurikulum dibakukan sesuai dengan jenjang dan jenis satuan pendidikan, sejak
dari pusat sampai daerah.
10. Mutu
Perencanaan
kurikulum memuat perangkat pembelajaran yang bermutu, sehingga turut
meningkatkan mutu proses belajar dan kualitas lulusan secara keseluruhan.
B. Asas – asas pembelajaran
1.
Asas
apersepsi
Guru
menghubungkan antara materi yang akan di pelajari dengan materi yang sudah di
pelajari (
pengalaman materi sebelumnya ) Fungsinya adalah mempersiapkan kondisi fisik
siswa baik fisik maupun mental. ( pengulangan materi minggu lalu )
2.
Asas
motivasi
Daya
pendorong siswa untuk melakukan kegiatan atau aktifitas. Fungsinya adalah untuk
mendorong siswa untuk tetap semangat.
3. Asas aktifitas
Prinsip
dasar pembelajaran dimana guru memberikan kesempatan seluas luasnya kepada
siswa untuk belajar. Fungsinya untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.
4. Asas individualitas
Dimana
guru harus bisa membedakan individau baik fisik, mental, maupun status sosial.
Fungsinya agar terjadi proses KBM yang efektif, lancr serta selamat.
5. Asas peragaan
Dimana
guru harus memperagakan tugas – tugas gerak yang akan di ajarkan. Fungsinya
agar terjadi kelancaran komunikasi antara guru dan siswa.
6. Asas modifikasi
Dimana
guru melakukan perubahan baik terhadap alat, peraturan. Fungsinya supaya
pembelajatrann yang di anggap susah menjadi menjadi.
7. Asas pengulangan
Memerlukan
pengulangan karena semakin sulit materi maka harus sering melakukan pengulangan
agar cepat faham dan mudah. Fungsinya agar proses belajar gerak jadi lebih
mudah dan cepat bisa.
8. Asas evaluasi
Proses untuk melihat
seberapa besar tingkat kemajuan belajar siswa setelah proses bejar mengajar di
lakukan.
Ada
pun juga ini:
Pada bagian ini diuraikan
14 asas pembelajaran yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangkan
program pembelajaran inovatif. Keempat belas asas tersebut adalah:
a) Lima prinsip dasar dalam
pemenuhan hak anak: (a) non-diskriminasi, (b) kepentingan terbaik
bagi anak (best interests of the child), (c) hak untuk hidup dan
berkembang (right to life, continuity of life and to develop), hak
atas perlindungan (right to protection), penghargaan terhadap
pendapat anak (respect for the opinions of children).
b) Belajar bukanlah
konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa.
c) Belajar memerlukan
keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.
d) Yang bisa membuahkan hasil
belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
e) Untuk bisa mempelajari
sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan, dan
membahasnya dengan orang lain.
f) Aktivitas pembelajaran pada
diri siswa bercirikan: (a) yang saya dengar, saya lupa; (b) yang
saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat; (c) yang saya dengar,
lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan
orang lain, saya mulai pahami; (d) yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan,
saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan; dan (e) yang saya ajarkan kepada
orang lain, saya kuasai.
g) John Holt (1967) proses
belajar akan meningkat jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal: (a) mengemukakan
kembali informasi dengan kata-kata sendiri, (b) memberikan contoh, (c)
mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi, (d) melihat kaitan antara
informasi itu dengan fakta atau gagasan lain, (e) menggunakannya dengan beragam
cara, (f) memprediksikan sejumlah konsekuensinya, (g) menyebuitkan lawan atau
kebalikannya.
h) Ada 9 konteks yang
melingkupi siswa dalam belajar: (a) tujuan, (b) isi materi,
(c)sumber belajar (sumber belajar bagaimanakah yang dapat
dimanfaatkan), (d) target siswa (siapa yang akan belajar), (e) guru, (f)
strategi pembelajaran, (g) hasil(bagaimana hasil pembelajaran akan
diukur), (h) kematangan (apakah siswa telah siap dengan hadirnya sebuah konsep
atau pengetahuan), (i) lingkungan (dalam lingkungan yang
bagaimana siswa belajar).
i)
Kata
kunci pembelajaran agar bermakna: (a) real-world learning, (b)
mengutamakan pengalaman nyata, (c) berpikir tingkat tinggi, (d) berpusat pada
siswa, (e) siswa aktif, kritis, dan kreatif, (f) pengetahuan bermakna dalam
kehidupan, (g) dekat dengan kehidupan nyata, (h) perubahan perilaku, (i) siswa
praktik, bukan menghafal, (j) learning, bukan teaching,
(k) pendidikan bukan pengajaran, (l) pembentukan manusia, (m) memecahkan
masalah, (n) siswaacting, guru mengarahkan, (o) hasil belajar diukur
dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes.
j)
Pembelajaran
yang memperhatikan dimensi auditori dan visual, pesan yang diberikan akan
menjadi lebih kuat.
k) Otak tidak sekadar menerima
informasi, tetapi juga mengolahnya melalui membahas informasi dengan orang lain
dan juga mengajukan pertanyaan tentang hal yang dibahas.
l)
Otak
kita perlu mengaitkan antara apa yang diajarkan kepada kita dengan apa yang
telah kita ketahui dan dengan cara kita berpikir.
m) Proses belajar harus
mengakomodasi tipe-tipe belajar siswa (auditori, visual, kinestetik)
n) Resiprositas (kebutuhan
mendalam manusia untuk merespon orang lain dan untuk bekerja sama) merupakan
sumber motivasi yang bisa dimanfaatkan untuk menstimulasi kegiatan belajar.
TAHAP TAHAP PERENCANAAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
A.
Tahap Perencanaan Kurikulum
Menurut Harie Dalam sebuah
blog yang ditulis oleh Harie, mengemukakan tahapan pengembangan kurikulum
dibagi menjadi 4 tahapan yaitu:
1.
Merumuskan tujuan
pembelajaran (instructional objective),
Terdapat tiga tahap dalam
merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap yang pertama yang harus diperhatikan
dalam merumuskan tujuan adalah memahami tiga sumber, yaitu siswa (source of
student), masyarakat (source of society), dan konten (source of content). Tahap
kedua adalah merumuskan tentative general objective atau standar kompetensi
(SK) dengan memperhatikan landasan sosiologi (sociology), kemudian di-screen
melalui dua landasan lain dalam pengembangan kurikulum yaitu landasan filsofi
pendidikan (philosophy of learning) dan psikologi belajar (psychology of
learning), dan tahap terakhir adalah merumuskan precise education atau
kompetensi dasar (KD).
2.
Menyeleksi
pengalaman-pengalaman belajar (selection of learning experiences),
Dalam merumuskan dan
menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar dalam pengembangan kurikulum
harus memahami definisi pengalaman belajar dan landasan psikologi belajar
(psychology of learning). Pengalaman belajar merupakan bentuk interaksi yang
dialami atau dilakukan oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Pengalaman
belajar yang harus dialami siswa sebagai learning activity menggambarkan
interaksi siswa dengan objek belajar. Belajar berlangsung melalui
perilaku aktif siswa; apa yang ia kerjakan adalah apa yang ia pelajari,
bukan apa yang dilakukan oleh guru. Dalam merancang dan menyeleksi
pengalaman-pengalaman belajar juga memperhatikan psikologi belajar.
3.
Mengorganisasi
pengalaman-pegalaman belajar (organization of learning experiences),
Pengorganisasi atau disain
kurikulum diperlukan untuk memudahkan anak didik untuk belajar. Dalam
pengorganisasian kurikulum tidak lepas dari beberapa hal penting yang
mendukung, yakni: tentang teori, konsep, pandangan tentang pendidikan,
perkembangan anak didik, dan kebutuhan masyarakat. Pengorganisasian kurikulum
bertalian erat dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Oleh karena
itu kurikulum menentukan apa yang akan dipelajari, kapan waktu yang tepat untuk
mempelajari, keseimbangan bahan pelajaran, dan keseimbangan antara aspek-aspek
pendidikan yang akan disampaikan.
4.
Mengevaluasi (evaluating).
Kurikulum Langkah terakhir
dalam pengembangan kurikulum adalah evaluasi. Evaluasi adalah proses yang
berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan dibuat pertimbangan untuk tujuan
memperbaiki sistem. Evaluasi yang seksama adalah sangat esensial dalam
pengembangan kurikulum. Evaluasi dirasa sebagai suatu proses membuat
keputusan, sedangkan riset sebagai proses pengumpulan data sebagai dasar
pengambilan keputusan. Perencanaan kurikulum menggunakan berbagai tipe evaluasi
dan riset. Tipe-tipe evaluasi adalah konteks, input, proses, dan produk.
Sedagkan tipe-tipe riset adalah aksi, deskripsi, historikal, dan eksperimental.
Di sisi lain perencana kurikulum menggunakan evaluasi formatif (proses atau
progres) dan evaluasi sumatif (outcome atau produk).
Sumber : http://jawharie.blogspot.com/2010/12/langkah-langkah-pengembangan- kurikulum.html
B.
Tahap-tahap dalam Pembelajaran
1.
Tahap Perencanaan
Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan
perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka tertentu
sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama adalah
perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat
sasaran.
Begitu pula dengan perencanaan pembelajaran, yang
direncanakan harus sesuai dengan target pendidikan. Guru sebagai subjek dalam
membuat perencanaan pembelajaran harus dapat menyusun berbagai program
pengajaran sesuai pendekatan dan metode yang akan di gunakan.
Langkah-langkah
yang harus dipersiapkan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.
Analisis Hari Efektif dan analisis
Program Pembelajaran
b.
Membuat Program Tahunan, Program
Semester dan Program Tagihan
c.
Menyusun Silabus
d.
Penilaian Pembelajaran
e.
Menyusun Rencana Pembelajaran
f.
Penilaian Pembelajaran
2.
Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap implementasi atau tahap penerapan
atas desain perencanaan yang telah dibuat guru. Hakikat dari tahap pelaksanaan
adalah kegiatan operasional pembelajaran itu sendiri. Dalam tahap ini, guru
melakukan interaksi belajar-mengajar melalui penerapan berbagai strategi metode
dan tekhnik pembelajaran, serta pemanfaatan seperangkat media.
3.
Tahap Evaluasi
Pada hakekatnya evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk
mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi. Pada umumnya hasil belajar akan
memberikan pengaruh dalam dua bentuk:
a.
Peserta
akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang
diinginkan.
b.
Mereka
mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap
atau dua tahap, sehingga sekarang akan timbul lagi kesenjangan antara
penampilan perilaku yang sekarang dengan tingkah laku yang diinginkan.